Mahfudin Indra Wijaya, dilahirkan sembilan belas tahun yang lalu di sebuah wilayah di jawa barat, indramayu dalam keluarga yang sangat sederhana. Sebagai anak bungsu dari tiga bersaudara, dia terbiasa hidup dalam keprihatinan dan berbagai keterbatasan yang dimilikinya. Keterbatasan-keterbatasan itu membuatnya tumbuh menjadi seorang remaja yang pemalu, minder dan tak pernah berani untuk memiliki impian besar. Namun, dunia dan pelajaran hidup mengajarinya banyak ketegaran dan menciptakan impian-impian besar untuk ia capai di kemudian hari. Satu persatu mimpi-mimpinya terukir di coretan-coretan di atas kertas dinding menunggu untuk ia coret satu persatu ketika masing-masing mimpinya tercapai.
Ribuan pengalaman dan kisah unik banyak terjadi di dalam hidupnya. Semua mengajarkanya satu hal, bahwa keberuntungan itu tidak datang dengan begitu saja. Tetapi harus di kejar dengan kerja keras dan semangat yang kuat untuk mendapatkanya. Karena dimanapun, keberuntungan adalah kesempatan bertemu dengan kesiapan. Itulah prinsip yang selalu ia pegang.
Mahfudin Indra wijaya, hidup dan tumbuh besar dalam kesederhanaan. Namun dia tak pernah berfikir untuk tidak merasakan nikmatnya ilmu dan pendidikan. Kesederhanaan dan kekurangan dalam dirinya membuat dia semangat dalam belajar dan menjadi yang terbaik di lingkunganya. Tahun 2004 ia lulus Sekolah Dasar (SD) di lingkunganya yaitu SD Negeri 1 Bodas degan nilai yang sangat baik dan memang menjadi yang terbaik diantara teman-teman sebayanya. Lulus Sekolah Dasar, Kemudian dia melanjutkan Ke sekolah menengah pertama di tahun itu juga di SMP Negeri 1 Bangodana dan lulus tahun 2007 dengan nilai yang baik pula, serta lulus SMA Negeri 1 Tukdana tahun 2010 dalam Jurusan IPA. Semuanya ia selesaikan dengan hasil terbaik dan menjadi yang pertama dalam bidang akademik di bandingkan orang orang sebaya di lingkunganya.
Tahun 2010 menjadi tahun terberat dalam kehidupanya. Masalah datang bertubi-tubi dan membuatnya goyah dan tak terfikir untuk melanjutkan kembali pendidikanya ke perguruan tinggi. Masalah membuat dia teralihkan dari berbagai kesempatan untuk optimis menatap masa depan dan melanjutkan pendidikanya. semua berubah, Satu-persatu kesempatan dia lewatkan demi terfokuskan pikiranya pada masalah yang dia hadapi yang membuatnya melupakan semangat belajarnya, dan impianya untuk masuk perguruan tinggi negeri. Namun alhamdulilah atas ijin allah, dia punya kesempatan untuk melanjutkan pendidikanya di Universitas negeri di bandung, yaitu Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) melalui SNMPTN di tahun 2010 di jurusan Pendidikan Fisika.
Sampai saat ini semangatnya untuk belajar masih belum kembali. Namun keadaan dan lingkungan kembali mengajarkanya untuk bangkit, dan berusaha menatap masa depan lebih baik. Bangun dan bekerja lebih keras lagi untuk segera mencoret mimpi mimpi lain di atas dinding kamarnya.
ليست هناك تعليقات:
إرسال تعليق